Sistem Bahan Bakar
Bahan bakar dapat dinyatakan dengan istilah umum sebagai suatu zat yang banyak mengandung Carbon (C), Hidrogen (H2), Sulfur (S), juga Nitrogen (N2), yang pada proses pembakaran direaksikan dengan Oksigen (O2). Jumlah panas yang dihasilkan sebagai nilai kalori bahan bakar (Heating Value).
Bahan bakar utama yang digunakan adalah batu bara. Batubara dipilih karena dari segi harga lebih terjangkau dari bahan bakar minyak dan gas.
Berikut parameter yang perlu diperhatikan kandungan dari batubara dan pengaruhnya terhadap peralatan penunjang:
1. High Heating Value (HHV)
Semakin tinggi HHV maka jumlah batubara yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu energi tertentu menjadi lebih sedikit setiap waktunya.
2. Moisture Content
Moisture Content semakin tinggi akan membutuhkan udara primer (Hot Air) lebih banyak, untuk mengeringkan batubara di Pulverizer.
3. Volatile Matter
Volatile Matter mempengaruhi kesempurnaan pembakaran dan intensitas nyala api. Kesempurnaan pembakaran ditentukan oleh :
Fuel ratio = Fixed Carbon / Volatile Matter
Semakin tinggi Fuel Ratio maka Carbon yang tidak terbakar (Unburned Carbon) semakin banyak.
4. Ash Content
Abu (Ash) terbawa bersama gas buang dari ruang bakar dalam bentuk abu terbang (Fly Ash) dan abu dasar (Bottom Ash). Sekitar 20% dalam bentuk abu dasar dan 80% dalam bentuk abu terbang. Semakin tinggi kandungan abu mempengaruhi tingkat pengotoran, keausan dan korosi peralatan yang dilalui.
5. Sulfur Content
Berpengaruh terhadap tingkat korosi yang dapat terjadi pada elemen pemanas udara (Air Heater) terutama apabila suhu kerja lebih rendah dari letak embun Sulfur, juga berpengaruh terhadap efektifitas penyerapan Sulfur di Flue Gas Desulfurization (FGD) yang dapat menyebabkan hujan asam di lingkungan sekitar.
Batubara diperoleh dari penyedia batubara dan diangkut dengan kapal menuju PLTU Coal Jetty.
Batubara dari kapal di ambil dan dipindahkan dengan Ship Unloader ke Vibrating Feeder selanjutnya dengan Conveyor batubara dialirkan ke Coal Yard (gambar 1, 2, 3).
Batubara dari kapal di ambil dan dipindahkan dengan Ship Unloader ke Vibrating Feeder selanjutnya dengan Conveyor batubara dialirkan ke Coal Yard (gambar 1, 2, 3).
Coal Yard mampu menampung kebutuhan bahan bakar PLTU hingga 2 bulan.
Gambar 1. Proses Penerimaan & Pembongkaran Batubara
Salah satu persiapan awal proses PLTU, dimulai dari mengambil batubara di Coal Yard menggunakan Stacker Reclaimer dan dialirkan menuju Crusher dengan Conveyor untuk dipecah menjadi ukuran lebih kecil (+ 50 mm). Kemudian dengan Conveyor lagi, dialirkan ke Coal Silo.
lanjutin lagi donk ngeblognya ��
BalasHapus